Minggu, 29 Mei 2016

Wawancara dan Observasi

Wawancara dan Observasi

Definisi wawancara
·         Wawancara adalah sebuah proses dyadic atau dua pihak. (Stewart & Cash, 2014).
·         Sebuah wawancara, merupakan proses komunikasi interaksi antara dua pihak, setidaknya salah satunya telah menentukan tujuan serius yang melibatkan tanya-jawab dari sebuah pertanyaan. (Stewart & Cash, 2014)
·         Moleong (dalam Herdiansyah, 2005) mengatakan bahwa wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara (interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan tersebut.
·         Kesimpulannya, wawancara adalah proses komunikasi interaksi antara dua pihak, setidaknya satu dari mereka memiliki tujuan yang telah ditetapkan dan serius, yang melibatkan bertanya dan menjawab pertanyaan.
Elemen penting dalam wawancara.
Interaktif
  • Wawancara melibatkan pertukaran dan pembagian.
  • Peranannya dapat berganti setiap saat.
  • Dibutuhkan dua pihak untuk menjadikan wawancara sukses.
  • Setiap sesi wawancara selalu beresiko.
Proses
  • Wawancara merupakan sesuatu yang kompleks, proses yang selalu berubah-ubah.
  • Wawancara tidak terjadi di ruang hampa

Pihak
  • Sebuah proses dyadic melibatkan dua pihak.
Tujuan
  • Semua wawancara harus memiliki struktur tingkatan.
  • Sebuah wawancara merupakan sebuah perbincangan dan berkembang lebih dari perbincangan lainnya.

Bentuk wawancara ada 2 (Stewart & Cash, 2014), yaitu:
1.     wawancara tradisional
2.    wawancara non-tradisional
Bentuk wawancara tradisional berdasarkan fungsinya (Redding dalam Stewart & Cash, 2014):
         Wawancara Memberi Informasi
         Wawancara Mengumpulkan Informasi
         Wawancara Seleksi
         Meninjau Perilaku Responden
         Meninjau Perilaku Pewawancara
         Persuasif
Bentuk wawancara non-tradisional berdasarkan fungsinya (Redding dalam Stewart & Cash, 2014):
         Wawancara yang Terfokus Pada Kelompok
         Wawancara Telepon
         Wawancara Konferensi Video
         Wawancara E-mail
         Wawancara Virtual


Bentuk-bentuk wawancara (Herdiansyah, 2009):
Wawancara Terstruktur à terkesan seperti interogasi karena sangat kaku dan pertukaran informasi antara peneliti dengan subjek yang diteliti sangat minim.
Ciri-ciri wawancara terstruktur:
  • Daftar pertanyaan dan kategori jawaban telah dipersiapkan
  • Kecepatan wawancara terkendali
  • Tidak ada fleksibiltas
  • Mengikuti pedoman
  • Tujuan wawancara biasanya untuk mendapatkan penjelasan tentang suatu fenomena.

Wawancara Tidak Terstruktur à hampir mirip dengan bentuk wawancara semi terstruktur.
Ciri-ciri wawancara tidak terstruktur:
  • Pertanyaan sangat terbuka, jawaban lebih luas dan bervariasi
  • Kecepatan wawancara sulit diprediksi
  • Sangat fleksibel
  • Pedoman wawancara sangat longgar urutan pertanyaan, penggunaan kata, alur pembicaraan
  • Tujuan wawancara untuk memahami suatu fenomena.

Wawancara Semi-Terstruktur à wawancara ini lebih tepat jika dilakukan pada penelitian kualitatif.
Ciri-ciri wawancara semi-terstruktur:
  • Pertanyaan terbuka namun ada batasan tema dan alur pembicaraan
  • Kecepatan wawancara dapat diprediksi
  • Fleksibel, tetapi dikontrol
  • Ada pedoman wawancara yang djadikan patokan dalam alur, urutan, dan penggunaan kata
  • Tujuan wawancara adalah untuk memahami suatu fenomena.

PROSES MENATA WAWANCARA
Perencanaan Wawancara (Stewart & Cash, 2014)
Wawancara tidak terencana, ciri-ciri:
      Memberi kebebasan untuk menggali jawaban
      Beradaptasi dengan responden
      Memberikan situasi yang berbeda karena jadwal wawancaranya fleksibel
      Membutuhkan keterampilan yang tinggi
      Sulit mengontrol batas waktu
      Bias pewawancara mungkin menyusup ke pertanyaan yang tidak direncanakan
Wawancara cukup terencana, ciri-ciri:
      Memungkinkan kebebasan untuk menggali jawaban dan beradaptasi dengan responden yang berbeda.
      Memberlakukan tingkatan struktur
      Menggunakan alat bantu seperti perekam
      Lebih mudah untuk melakukan dan mereplikasi wawancara
Wawancara sangat terencana, ciri-ciri:
      Mudah untuk ditiru dan dilakukan
      Panjang waktu dapat ditentukan secara tepat
      Dapat mencegah kedua pihak untuk tidak keluar dari daerah-daerah yang tidak relevan
      Tidak hanya menghabiskan waktu terlalu banyak pada satu atau dua topik tertentu

Wawancara sangat terencana dengan standarisasi, ciri-ciri:
      Mudah untuk dilakukan, direkam, disimpulkan dan direplikasi
      Dapat dilakukan oleh pewawancara baru
      Informasi bersifat terbatas
      Hanya dapat menyelidik dari pilihan jawaban
Kombinasi Perencanaan
      Merupakan wawancara yang di setiap kondisinya dapat menggunakan jenis-jenis tertentu dalam pelaksanaannya.
      Pembukaan wawancara à menggunakan pendekatan wawancara tidak terencana.
      Dalam mendeteksi dan beradaptasi dengan responden à menggunakan pendekataan wawancara cukup terencana.
      Untuk memudahkan informasi yang bersifat kuantitif (usia, jenis kelamin, agama, pendidikan, dan lain-lain) à menggunakan pendekatan sangat terencana

Urutan Pertanyaan
ü  Urutan Lorong
ü  Urutan Saluran
ü  Urutan Saluran Terbaik
ü  Urutan Kombinasi
ü  Urutan Bentuk Quintamensional

MEMBUKA WAWANCARA
Proses dua langkah:
-          Membangun hubungan kesesuaian
-          Orientasi kepada pihak lain

Teknik Pembukaan Verbal
      Sebutkan Tujuan
      Meringkas Sebuah Masalah
      Jelaskan Bagaimana Masalah Ditemukan
      Menawarkan Sebuah Insentif atau Hadiah
      Permintaan Saran atau Bantuan
      Mengenal Posisi Responden
      Mengacu pada Orang yang Mengirim Anda  
      Lihat Organisasi Anda
      Meminta Jangka Waktu Tertentu
      Bertanya
      Gunakan Kombinasi
Teknik Pembukaan Komunikasi Nonverbal
      Teritorial
      Wajah, Penampilan, Busana
      Sentuhan
      Membaca Komunikasi Nonverbal
Melakukan wawancara
  1. Pembukaan
  2. Berani Mengungkapkan Diri
  3. Mendengarkan
  4. Observasi
  5. Pertanyaan
  6. Merespons
  7. Menutup Wawancara
  8. Mengevaluasi Wawancara
  9. Wawancara Telepon
Teknik menutup wawancara
  1. Penawaran Menjawab Pertanyaan
  2. Gunakan Pertanyaan Penerimaan
  3. Nyatakan Penyelesaian dari Tujuan Utama
  4. Buat Pertanyaan Pribadi
  5. Buat Pertanyaan Profesional
  6. Tanda Waktu Habis
  7. Jelaskan Alasan Penutupan
  8. Ungkapkan Terima Kasih atau Kepuasan
  9. Atur Pertemuan Berikutnya
  10. Ringkasan Wawancara

OBSERVASI
Ø  Observasi berasal dari bahasa latin yang berartikan memperhatikan dan mengikuti. Memperhatikan dan mengikuti dalam arti mengamati dengan teliti dan sistematis sasaran perilaku yang dituju (Banister, et al. dalam Herdiansyah, 2012).
Ø  Catwright & Catwright (dalam Herdiansyah, 2012) mendefinisikan observasi sebagai suatu proses melihat, mengamati, dan mencermati serta “merekam” perilaku secara sistematis untuk suatu tujuan tertentu.

Tujuan Observasi
          Mendeksripsikan setting yang dipelajari, aktivitas-aktivitas yang berlangsung, orang-orang yang terlibat dalam aktivitas, dan makna kejadian dilihat dari perspektif mereka yang terlibat dari kejadian yang diamati tersebut (Poerwandari dalam Herdiansyah, 2012).



Metode dalam Observasi
5 metode dalam observasi 
1.     Anecdotal record
Merupakan salah satu metode dalam observasi dimana peneliti melakukan observasi dengan hanya membawa kertas kosong untuk mencatat perilaku yang khas dan unik dari seseorang.
2.    Behavioral checklist
Biasa disebut checklist merupakan suatu metode dalam observasi yang mampu memberikan keterangan mengenai muncul atau tidaknya perilaku yang di observasi dengan memberikan tanda (√) jika perilaku yang di observasi muncul.
3.    Participation charts
Metode ini hampir sama dengan metode cheklist yaitu melakukan observasi, merekam atau mencatat perilaku yang muncul atau tidak muncul dari subyek yang di observasi secara simultan dalam suatu kegiatan tertentu.

4. Behavior tallying and charting
Metode ini memiliki kelebihan yaitu mampu menguantivikasikan perillaku yang muncul dalam suatu rentang waktu yang di tentukan. Contoh: seorang peneliti hendak melakukan observasi prilaku agresi anak hiperaktif terhadap lingkumngannya yang akan di observasi dalam waktu 5 hari. Unit perilakunya adalah memukul, menendang dan mencoret dinding.




5. Rating Scale
Metode ini hampir sama dengan behavioral cheklist atau partisipant charts, yaitu mencatat perilaku sasaaran yang di munculkan oleh subyek atau observee. Perbedaanya terletak pada kebutuhan untuk mengetahui kuantitas dan kualitas dari perilaku yang di teliti.

Kelemahan & Kelebihan Observasi
Kelebihan
      Dapat melihat langsung apa yang sedang di kerjakan oleh subyek hingga pada hal-hal yang mendetail, pekerjaan-pekerjaan rumit yang kadang kadang sulit untuk diterangkan.
      Dapat menggambarkan lingkungan fisik dengan lebih detail, misalnya tata letak ruangan, peralatan, penerangan, ganguan, dll.
      Dapat mengukur tingkat suatu pekerjaan, dalam hal waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu unit pekerjaan tertentu.
Kelemahan
      Adanya bias peneliti seperti peneliti terlalu baik atau terlalu “pelit” dalam memberikan penilaian terhadap perilaku yang muncul
      Perilaku yang dimunculkan pada saat dilakukan observasi terkadang tidak mempresentassikan perilaku dan kondisi yang sebenarnya.
      Orientasi peneliti misalnya ketika seseorang yang di observasi berpakaian rapih dan berperilaku sopan sehingga jika peneliti menjunjung tinggi kerapian dan kesopanan, kecenderungan untuk memberikan penilaian yang netral akan terganggu.




Meningkatkan Keakuratan Observasi
      Melatih agar pengamat seobyektif mungkin yaitu dengan tidak menbiarrkan kebutuhan dan bias pribadi mereka mempengaruhi apa yang mereka amati dan dengan memisahkan pengamatan diri dan interprestasi merupakan salah satu pedoman untuk meningkatkan validitas data pengamatan
      Mengamati beberapa perilaku khusus yang di definisikan sebelumnya dengan menugmpulkan beberapa pengamat dan mengumpulkan banyak sampel pengamatan yang mewakili juga dapat meningkatkan keakuratan pengamatan.

DAFTAR PUSTAKA
-          Herdiansyah, Haris. (2012). Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta: Salemba Humanika  
-          Kaplan, Robert M. & Saccuzzo, Dennis P. (2013). Psychological Testing Principles, Applications, and Issues. Wadsworth: Thomson Learning
-          Neukrug, Edward S. & Fawcett R. Charles. (2010). Essentials Of Testing & Assesment. USA: Cengage Learning
-          Segal, Daniel L. & Hersen, Michel .(2010). Diagnostic Interviewing. USA: Springer
-          Stewart, Charles J. & Cash, William B. (2014). Interviu Prinsip dan Praktik. Jakarta: Salemba Humanika