Senin, 02 Mei 2016

Rangkuman materi Psikodiagnostik 1-5

Pengertian Psikodiagnostik
Dalam psikologi psikodiagnostik adalah, alat bantu/ metode yang penting dalam mencapai praktis psikologi.
·                  Secara Teoritis, Psikodiagnostik adalah studi ilmiah tentang berbagai metode untuk membuat diagnosis psikologis, dalam tujuan supaya dapat memperlakukan manusia dengan lebih tepat
·                  Secara Praktis adalah setiap metode untuk membuat diagnosis psikologis, dalam tujuan supaya dapat memperlakukan manusia dengan lebih tepat.
Kegunaan psikodiagnostik :
1.      Clinical setting (R.S atau pusat kesehatan mental)
2.     Legal setting (peradilan, LP/rehabilitasi)
3.     Educational dan vocational selection (dilakukan dijurusan SMA)
4.     Research setting
Psikodiagnostik ini muncul dilatarbelakangi oleh kebutuhan klinis, yang dieksiskan oleh Hermann Rorschach. Dalam mendiganosa seseorang individu, Hermann membuat sebuah tes yang dinamakan “Test Rorschach”. Test Rorschach adalah suatu tes yang berupa bercak tinta, yang diteteskan pada kertas sehingga memunculkan bentuk gambar yang simetris. Lalu subjek/individu yang di tes diminta untuk mengiterpretasikan gambar tersebut. Beberapa psikolog menggunakan test ini untuk memeriksa kepribadian seseorang. Test ini banyak digunakan untuk kasus – kasus dimana pasien tidak ingin menggambar proses terbuka.
Sejarah Tes Psikologi
Sebelum mempelajari lebih jauh mengenai psikodiagnostik, perlulah kiranya kita mengetahui terlebih dahulu latar belakang mengenai sejarah psikodiagnostik. Menurut Wertheimer (1975), sejarah psikodiagnostik perlu didiskusikan karena memiliki fungsi:
1.     Hal ini baik untuk perkembangan individu karena menempatkan fenomena yang  berbeda dalam satu perspektif
2.    Menunjukkan perbedaan aktivitas profesional dan hubungan psikodiagnostik dari waktu ke waktu, dan
3.    Adanya peringatan bahwa psikodiagnostik tidak dimulai dengan prosedur yang tua dan tidak sukses, tetapi ada instrumen dan teorinya.
2200 SM
Pemerintahan kerajaan Cina mulai mengadakan tes seleksi penerimaan pegawai baru
Yunani Kuno
Kerajaan Yunani Kuno mulai mengadakan tes untuk evaluasi proses pendidikan
Abad Pertengahan
Universitas di Eropa mulai menggunakan test untuk pendidikan formal
1837
Seguin mempelopori pemberian pelatihan bagi penderita retardasi mental dan memberikan perhatian pada aspek diskriminasi sensoris dan pengembangan kendali motorik pada anak. Dasar ini kemudian menjadi dasar dari tes inteligensi non verbal
1838
Esquirol mempublikasikan Mental Retardation (MR) berdasarkan macam dan tingkat gangguannya
1884
Francis Galton mengadministrasikan test battery pertama untuk ribuan orang di International Health Exhibit
1890
James McKeen Cattel menggunakan istilah tes mental di dalam menggunakan alat tes battery yang diciptakan Galton
1897
Ebbinghaus mengembangkan tes aritmatic, memory span, dansentence completion
1901
Clark Wissler menemukan fakta bahwa Brass Instrument tidak memiliki korelasi dengan pencapaian nilai akademik seseorang
1905
Binet dan Simon menemukan tes kecerdasan modern pertama
1913
Robert Yerkes menciptakan Army Alpha dan Army Beta untuk merekrut sukarelawan perang dunia pertama
1916
Lewis Terman merevisi alat tes Binet dan Simon maka lahirlah Stanford dan Binet
1917
Robert Woodworth menciptakan Personal Data Sheet, alat tes kepribadian yang pertama
1920
Rorschach Inkblot ditemukan oleh Herman Rorschach
1921
Psychological Corporation, peneliti utama dari alat-alat tes psikologi didirikan oleh Cattell, Thorndike dan Woodworth
1925
Berkembangnya SAT (Scholastic Aptitude Test) oleh Bingham dan teman-temannya dan dikembangkan kembali oleh Spearman, Thurstone, Kelly
1927
Edisi Pertama Strong Vocational Interest Blank diterbitkan
1939
Weschler Bellevue Intelegence Scale diterbitkan
1942
Minnesota Multiphasic Personality Inventory diterbitkan
1949
Weschler Intelegence Scale untuk anak-anak diterbitkan

Metode dan teknik Psikodiagnostika
Ada beberapa metode dalam psikodiagnostika, yaitu :
1.     Observasi
2.     Wawancara
3.     Tes Psikologi
4.     Analisa Dokumen & Riwayat Hidup
Tes psikologi adalah serangkaian kegiatan pengukuran untuk mendeskripsikan seseorang, baik kemampuan (ability), kepribadian, kecenderungan dan sebagainya. Berdasarkan keputusan yang akan diambil dalam pengukuran, maka tes psikologi mempunyai fungsi sebagai berikut:
·           Fungsi Seleksi
Tes psikologi berfungsi sebagai seleksi jika digunakan untuk memilih individu-individu yang cocok/sesuai dengan kualifikasi yang diharapkan.. misalnya tes masuk suatu lembaga pendidikan atau tes seleksi jabatan tertentu. Berdasarkan hasilh-asil tes psikologis yang dilakukan, pimpinan lembaga dapat memutuskan calon-calon pelamar yang dapat diterima dan menolak alon-calon lainnya.
·           Fungsi Klasifikasi
Yaitu mengelompokkan individu-individu dalam kelompok sejenis. Misalnya mengelompokkan siswa yang mempunyai masalah sejenis, sehingga dapat diberi bantuan yang sesuai dengan masalahnya. Atau mengelompokkan siswa ke dalam program khusus tertentu.
·           Fungsi Deskripsi
Tes ini berfungsi untuk menjelaskan profil seseorang, baik kepribadian, tingkahlaku, kemampuan, minat dan bakat dan sebagainya.
·           Mengevaluasi Suatu Tteatment
Tes psikologi digunakan juga untuk mengavaluasisuatutreatment/tindakan yang telah dilakukan terhadap seseorang atau sekelompok individu. Ini untuk mengavaluasi sampai tingkat mana keberhasilan treatment yang sudah diberikan. Evalusi ini sangat membantu untuk meneruskan tindakan selanjutnya yang akan diambil.
·           Menguji Hipotesis
Tes psikologi juga bisa digunakan menguji sebuah hipotesis dan asumsi yang ada. Ini dikarenakan, bahwa tes psikologi terbuat/disusun dari sejumlah penelitian yang ilmiah sebelumnya.  Contoh penggunaan tes psikologi untuk menguji hipotesis ini seperti membandingkan hasil eksperimen yang sudah didapatkan dengan tes psikologi yang sudah dibakukan. Jadi hasilnya dapat di compare (membadingkan), ataupun tes psikologi bisa langsung menguji hipotesis dengan menurunkan indicator-indokator dari tes psikologi yang baku.

Tes Psikologi
Jenis tes dapat bermacam-macam. Penggolongan dan penggunaan tes harus dipahami dasar sifat dan tujuannya sehingga tidak salah sasaran. Jenis tes yang sering digunakan terutama dalam bidang pendidikan dan pekerjaan adalah:
·         Tes Inteligensi
·         Tes Bakat
·         Tes Minat
·         Tes Prestasi
Dalam kesempatan ini, saya akan membahas tentang jenis tes yang sering digunakan terutama dalam bidang pendidikan dan pekerjaan.

Tes Kecerdasan / Inteligensi (Intelligence)
Merupakan tes yang disusun dan dikembangkan untuk mengetahui kemampuan dasar individu secara umum. Tes kecerdasan tradisional, meskipun terkadang ada yang memiliki beberapa subtest, namun sebenarnya dirancang untuk mendapatkan angka global tunggal ukuran tingkat perkembangan kognitif umum individu. Keluaran angka ini kemudian sering disebut sebagai Intelligence Quotient (IQ).
Macam- Macam Test Intelligence
·         IST
·         CFIT
·         STM
·         SB
·         WAIS
·         WISC
1. IST
Fungsi dan Tujuan:
ü  Menggambarkan pola kerja tertentu
ü  Memahami diri dan pengembangan pribadi
ü  Merencanakan pendidikan dan karir
ü  Membantu pengambilan keputusan dalam hidup individu
Subtes-subtes dalam IST
1.     SE : Melengkapi kalimat
2.     WA : Melengkapi kalimat
3.     AN : Persamaan kata
4.     GE : Sifat yang dimiliki bersama
5.     RA : Berhitung
6.     ZR : Deret angka
7.     FA : Memilih bentuk
8.     WU : Latihan balok
9.     ME : Latihan symbol


2. Tes Intelegensi CFIT
CFIT mengukur Intelegensi individu dalam suatu cara yang direncanakan untuk mengurangi pengaruh percakapan verbal, iklim budaya, tingkat pendidikan (Cattel dalam Kumara, 1989).

Tujuan CFIT
Tes ini dipergunakan untuk keperluan yang berkaitan dengan faktor kemampuan mental umum/kecerdasan.
1.     Skala 1: Usia 4-8 tahun dan orang dengan RM
2.    Skala 2: Usia 8-15 tahun untuk orang Dewasa dengan kecerdasan dibawah normal
3.    Skala 3: Usia >15 tahun untuk usia sekolah lanjut atas dan orang dewasa dengan kecerdasan tinggi.

3. STM (Standard Progressive Matrices)
Merupakan salah satu contoh bentuk skala intelegensi yang dapat diberikan secara individual maupun kelompok.
 
4. SB (Skala Binet)
Klasifikasi IQ Tes Binet:
•       140 keatas à Very Superior
•       120-139 à Superior
•       110-119 à Rata-rata Atas
•       90-109 à Normal atau Rata-rata
•       80-89 à Rata-rata Bawah
•       70-79 à Borderline Deffective
•       69-kebawah à Cacat Mental (Mentally Detective)

5. WAIS
WAIS (Wechsler Adult Intelligence Scale-Revised) mengukur 2 aspek kemampuan potensial subyek yaitu aspek verbal dan aspek performance.
6. WISC
WISC (The Wechsler Intelligence Scale for Children) terdiri dari 2 skala dari 12 subtes yaitu:
1.     Skala Verbal, terdiri dari:
2.    Informasi
3.    Komprehensi
4.    Aritmatik
5.    Kesamaan
6.    Kosakata
7.    Rentang Angka

TES KEMAMPUAN KERJA
1. TES KRAEPELIN
Tes Kreapelin merupakan hasil dari ciptaan Emilie Kraepelin dia adalah seorang Psikiater dari Jerman, adapun proses pembuatannya dari tahum 1856-1926. Alat ini dapat tercipta atas dasar pemikiran dari faktor – faktor yang merupakan kekhasan dari sensori sederhana, sensori motor, perseptual dan tingkah laku.

TUJUAN:
ü  Tujuan dari tes Kraepelin sebenarnya adalah digunakan untuk menentukan seperti apa tipe performance seseorang, misalnya hasil penjualan yang rendah, dapat menggindikasi daya gejala depresi mental.
ü  Selain itu tes Kraepelin juga dapat digunakan untuk mengukur seberapa maximum performance dari seseorang.
ü  Faktor kecepatan (speed factor) dimana dalam faktor kecepatan ini ditunjukan pada beberapa prestasi yang dicapai seseorang atau teste saat mengerjakan tes. Apabila hasil yang diperoleh oleh teste tinggi maka arah karir yang cocok adalah bekerja di bidang perkantoran. Seperti pekerjan yang berhubungan dengan pembuatan jadwal, grafik, dan chart.
ü  Faktor ketelitian (accuracy factor) Faktor ini ditunjukkan pada berapa kesalahan (salah maupun terloncat) yang diperbuat dalam pengerjaan tes. Jika teste mendapatkan jumlah kesalahan sedikit maka teste tersebut dapat dikategorikan mempunyai tingkat ketelitian yang tinggi,adapun arah karir yang cocok untuk katagori ini yaitu bekerja pada bidang manajemen, akutansi, perpajakan, statistika, dan matematika
ü  Faktor keajegan (rithme factor) faktor keajegan ditunjukkan pada irama kerja seseorang dalam mengerjakan tes. Untuk mengetahui keajegan atau sering disebut dengan kestabilan seseorang maka dengan cara menskor deret tertinggi dikerjakan dikurangi deret terendah yang dikerjakan. Jika hasil yang di peroleh teste tinggi, maka dapa ditentukan arah karir yang cocok yaitu sebagai direktur atau pimpinan perusahaan.
ü  Faktor ketahanan (ausdeur factor) dimana dalam faktor ini dapat ditunjukkan oleh garis ausdaner dalam mengerjakan tes. Menganalisis dari bentuk grafik yang dikerjakan oleh teste tersebut.

TES PAULI
Tes Pauli dikembangkan pada tahun 1983, oleh Dr.Richard Pauli bersama dengan Dr. Wilhem Arnold dan Prof. Dr. Van Hiss. Pada dasarnya, Richard Pauli tergolong dalam suatu aliran yang ingin membuat psikologi menjadi bidang ilmu pasti, yaitu membuat psikologi sebagai suatu bidang eksperimen. Di dalam penyusunan atau pembuatan test pauli ini, Richard Pauli mengambil cara yang dipergunakan oleh Kraeplin, yaitu menggunakan suatu metode dengan cara mengerjakan penghitungan sederhana di mana yang hendak dilihat adalah kurva kerja dari testee. Kraeplin adalah seorang psikiater atau dokter jiwa yang menggunakan metode dengan menyuruh testee menghitung.
v  Adapun ciri dari test Pauli antara lain adalah: penjumlahan yang mengalir, angka yang ditulis hanya satuan, hasil penjumlahan tidak dijumlahkan dengan angka berikutnya.
v  Tujuan pengukuran tes Pauli adalah mengetahui batas perbedaan kondisi individu, melihat prestasi dengan tepat, dan mengetahui pengaruh sikap kerja terhadap prestasi.
TUJUAN
Aspek kepribadian yang diukur dalam tes Pauli antara lain:
·         Kekuatan kemauan
·         Daya tahan dan keuletan
·         Ketekunan dan konsentrasi
·         Daya penyesuaian
·         Vitalitas/energi (dengan asumsi, energi = prestasi)
·         Kecermatan dan ketelitian
·         Stabilitas emosi
·         Sikap terhadap tugas, sikap dalam menghadapi tantangan, dan cara mengendalikan diri. 
TES EVALUASI BELAJAR
Fungsi Evaluasi:
1.     Evaluasi sebagai alat untuk mengetahui ketercapaian tujuan pengajaran
2.    Evaluasi sebagai dasar untuk menentukan nilai atau tingkat keberhasilan belajar siswa
3.    Evaluasi sebagai alat untuk memotivasi belajar siswa
4.    Evaluasi sebagai alat untuk mendiagnosis kesulitan belajar siswa
5.    Evaluasi sebagai balikan bagi guru dan sekolah untuk mengembangkan dan memperbaiki program dan proses pembelajaran
Jenis Evaluasi:
1.     Evaluasi penempatan: untuk menempatkan siswa dalam situasi belajar-mengajar yang tepat
2.    Evaluasi psikodiagnostik: untuk mengenal latar belakang siswa yang mengalami kesulitan belajar
3.    Evaluasi formatif: untuk memberikan balikan
4.    Evaluasi sumatif: untuk memberikan nilai kemajuan dan keberhasilan siswa.
TEKNIK EVALUASI
1.     Teknik tes:
Individu yang dievaluasi (testee) akan mengalami perlakuan yang sama, dalam hal perintah, bentuk tugas, dan waktu yang diperlukan untuk mengerjakan evaluasi tugas. Sehingga, individu yang dites tersebut akan memiliki skor tertentu yang dapat dijadikan sebagai gambaran atas apa yang telah dievaluasi.
2.    Teknik non tes:
3.    Teknik non tes ini bisa digunakan untuk menilai psikomotorik dan afektif dari peserta didik, bukan aspek kognitifnya. Berbagai macam teknik non-tes. Pengamatan atau observasi, skala penilaian dan sikap, interview, studi kasus, angket atau kuesioner portofolio, dokumentasi, riwayat hidup.
Bentuk instrumen teknik tes dibagi menjadi 3 jenis, yaitu tulisan, lisan, dan tindakan.
Bentuk instrumen non-test: wawancara, kuesioner, observasi, Skala sikap dan penilaian,       sosiometri.

Tes Inventori
A. PENGERTIAN TES KEPRIBADIAN
Definisi Kepribadian:
Dalam bahasa inggris, kepribadian disebut dengan personality. Istilah ini berasal dari bahasa Yunani “persona”, yang berarti toyang sebpeng. istilah ini kemudian diadopsi oleh orang-orang roma dan mendapatkan konotasi baru yaitu “sebagaimana seseorang nampak di hadapan orang lain”. Konotasi ini seakan-akan  menunjukan bahwa kepribadian bukanlah diri orang tersebut yang sebenarnya. Kata kepribaian memiliki banyak arti. Banyak peneliti dan ilmuan mencoba mendefinisikan kepribadian secara komprehensif. Definisi-definisi yang coba di paparkan oleh para peneliti atau ilmuan antara lain:
            Gordon allpport (dikatakan sebagai bapak teori kepribadian) mencoba merumuskan, menjelaskan dan mengklasifikasi kurang lebih 50 pernyataan yang menggambarkan tentang kepribadian. Salah satunya Allport menerangkan kepribadian merupakan “the dinamic organization within the individual of those pshycophysial system that determinate his uniqe adjustment to his enviroment” (organisasi yang dinamis dalam diri individu yang merupakan rangkaian sistem psikofisik yang menentukan keunikan penyesuaian individu terhadap lingkungannya). Kata dinamis menunjukan bahwa kepribadian bisa berubah-ubah, dan berbagai komponen kepribadian (yaitu sistem –sistem psikofisik) terdapat hubungan yang erat. Hubungan-hubungan itu terorganisir sedemikan rupa sehingga secara bersama-sama mempengaruhi pola prilakunya dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
            Raymond Cattel mendefinisikan kepribadian sebagai sesuatu yang memungkinkan kita untuk meramal apa yang di lakukan oleh seseorang dalam situasi tertentu. Sedangkan menurut alfred adler, kepribadian adalah gaya hidup indivudu atau cara yang khas dari individu tersebut dalam memberikan respons terhadap masalah-masalah hidup. Jp.chaplin dalam kasus psikolgi, yaitu integrasi dari sifat-sifat tertentu yang dalam diselidiki dan dijabarkan untuk menyatakan kualitas yang unik dari invidu (Ahmadi, 2004). Definisi lainnya merumuskan kepribadian sebagai kondisi yang ditampakan keluar atau perilaku yang bisa diamati; sebagai contoh Watson, 1924 (dalam Drummond&Jones, 2010) mencirikan kepribadian sebagai “the end product of our habit system” (hasil akhir dari sistem kebiasaan).

B. PAPI (The Personality Preference Inventory)
PAPI merupakan sebuah alat ukur yang memeriksa gaya kerja yang sangat populer dan digunakan oleh lebih dari 1000 perusahaan di lebih 50 negara. PAPI dirancang oleh Dr. Max Martin Kostick di tahun 1960-an. Beliau bekerja di Universitas Boston , Amerika. Tes PAPI pertama kali digunakan oleh konsultan manajemen PA consulting group pada tahun 1966. PA memiliki hak ekskudif untuk memasarkan tester tersebut ke seluruh dunia pada tahun1979, dan banyak perusahaan yang menggunakan dengan lisensi dibawah naungan PA.
Tujuan Tes PAPI:
-  Tes ini merupakan pemeriksaan yang khusus berkaitan dengan kerja , tes ini berusaha untuk menjelaskan serta menjawab pertanyaan terkait permasalahan kepribadian inheren. Gaya bekerja seseorang dan melihat kemampuan seseorang dalam mengatasi dinamika dalam kelompok, terutama karyawan dalam perusahaan.
PAPI memiliki dua format, yakni:
·         PAPI-I (Ipsatif ) dimana format tersebut mengadopsisebuah format wajib memilih (forced-choice) dan menuntut responden untuk memilih prefensi – prefensi darim90 pernyataan.
·         PAPI-N (Normatif) Tes ini meminta orang-orang yang mengerjakan kuesioner untuk memberikan tingkat sejauh mana mereka setuju dengan 126 pernyatan.
C. NEO-PI-R (NEO-Personality Inventory Revised)
NEO-PI-R adalah sebuah alat ukur yang dikembangkan oleh Costa dan McCrae dengan cara menggunakan kuisioner yang dirancang untuk mengukur Big Five Traits. Mereka membedakan masing-masing dari kelima dimensi kepribadian tersebut dengan mengembangkan enam facet yang sifatnya lebih spesifik. Setiap facet diukur oleh 8 item, maka NEO-PI-R terdiri dari 240 item (5 faktor x 6 facet x 8 item).
Tujuan tes ini adalah untuk mengukur kecenderungan emosi, hubungan interpersonal, keterbukaan terhadap pengalaman baru, kecenderungan untuk tunduk pada orang lain, dan kemampuan individu dalam berorganisasi

D.DISC ( Dominance, Influence, Steadiness, Complience)
Alat tes DISC adalah sebuah alat untuk memahami tipe-tipe perilaku dan gaya kepribadian, pertama kali dikembangkan oleh William Moulton Marston. Dalam penerapannya di dunia bisnis dan usaha, alat ini telah membuka wawasan dan pemikiran, baik secara profesional maupun secara personal. Seperti umumnya alat-alat tes sejenis (termasuk IQ tes), DISC pertama kali digunakan untuk kepentingan militer dan secara luas digunakan sebagai bagian dalam proses penerimaan tentara AS pada tahun-tahun menjelang Perang Dunia II.

E. EPPS (Edward Personality Preference Schedule)
Merupakan tes kepribadian yang mengukur tingkat kepribadian seseorang. Tes ini dikembangkan menurut teori kepribadian H. A Murray, yang mencakup 15 kebutuhan yang harus dimiliki manusia. Edward menyiapkan beberapa butir soal sesuai dengan kebutuhan itu. Tes ini biasanya digunakan orang-orang yang akan memasuki dunia pekerjaan. EPPS umumnya dikategorikan sebagai power tes yaitu tes yang tidak dibatasi waktu dalam pengerjaannya. Jadi, penekanannya pada penyelesaian tugas bukan waktunya. Dalam mengerjakan tes EPPS semua item harus dijawab, apabila ada satu item saja yang terlewatkan maka interpretasi secara akurat tidak dapat dilakukan. Tes EPPS dapat diberikan secara individual maupun klasikal. Latar belakang awalnya adalah untuk konseling dan orientasinya adalah untuk orang-orang yang normal (Karmiyati & Suryaningrum, 2005).

F. MBTI
Tes MBTI adalah tes yang bertujuan untuk mengetahui tipe-tipe kepribadian seseorang dalam lingkungannya. Tes ini dikembangkan oleh Katherine Cook Brigss dan putrinya, Isabel Brigss Myers. Mereka mengembangkan tes ini sejak perang dunia II (1939-1945). Mereka percaya bahwa pengetahuan akan kepribadian dapat membantu perempuan yang akan memasuki dunia kerja di bidang industri. Tes MBTI bertujuan secara khusus untuk mengklasifikasikan orang-orang menurut tipe-tipe kepribadian yang spesifik yang kini menjadi rujukan bagi berbagai organisasi dalam melakukan tes bagi pesertanya. Kuesioner ini didasarkan pada empat skala, yang menghasilkan enam belas kemungkinan kombinasi atau tipe-tipe kepribadian yang luas. MBTI bersandar pada empat dimensi utama yang saling berlawanan. Masing-masing memiliki sisi positif dan sisi negatif.
Berikut empat skala kecenderungan MBTI, yaitu :
1.     Ekstrovert (E) vs Introvert (I)
2.    Sensing (S) vs Intuition (I)
3.    Thinking (T) vs Feeling (F)
4.    Judging (J) vs Perceiving (P)

Kegunaan Tes MBTI
-      Bimbingan Konseling
-      Pengembangan diri
-      Memahami orang lain dengan cara yang lebih baik

TES GRAFIS DAN TES PROYEKTIF
Ada macam-macam tes di dalam tes grafis dan tes proyektif, yaitu WZT, DAM, BAUM, HTP, dan GRAFOLOGI, DRAGON TEST. Kita akan membahas satu persatu utntuk lebih detail dalam tes tersebut.
1. WZT / WARTEGG
Dikembangkan sekitar tahun 1930 oleh Dr. Ehrig Wartegg dalam karyanya Gestaltung und Character sebagai suatu outline untuk tipologi tes DCT ini. Tes ini terdiri dari 8 karakter item data berupa bentuk/gambar yang ambigu di tiap 8 kotaknya. Tujuan tes ini untuk mengeksplorasi struktur kepribadian dari fungsi dasarnya (emosi, imajinasi, dinamisme, kontrol, dan fungsi realita, sejauhmana masalah-masalah yang ada “meluas” dalam diri individu dan melihat abnormalitas manusia.
2. DAM
Tes Menggambar Orang dilaksanakan secara individual. Biasanya digunakan untuk keperluan seleksi, adakalanya tes ini dilaksanakan secara klasikal. Untuk keperluan pemeriksaan klinis, tes ini dilakukan “work limit” (tanpa batas waktu pengerjaan)  dan jika testee menghendaki, ia diperkenankan menggunakan penghapus. Sebaliknya, untuk keperluan pemeriksaan non klinis, adakalanya tes ini dilakukan “time limit” (dibatasi waktu pengerjaannya) yaitu 10 menit dan testee tidak diperkenankan menggunakan penghapus.

PERAN DAM:
Industri dan Organisasi:Untuk digunakan sebagai bagian dari tes potensi (psikotes) dalam seleksi karyawanUntuk membuat profil kompetensi, maka metode Assesment Center masih dpat digunakan. Tes gambar orang ini akan menjadi pelengkap yagn penting dalam memberikan informasi mengenai individu.
ü  Militer : seleksi, klinis, diagnosa, dll
ü  TK : dapat melihat kesiapan anak untuk sekolah
ü  SMA : Penjurusan
ü  Kuliah : seleksi, kesesuaian minat dan bakat.
ü  Psikolog : Diagnosa gangguan kepribadian > kebutuhan terapi


Kelebihan
Kekurangan
·         Tes proyeksi dapat menjangkau lapisan-lapisan lebih dalam dari kepribadian, (tidak disadari subyek)
·         Tester harus memiliki keterampilan yang khusus dalam kaitannya dengan ketepatan melakukan diagnose
·         Bersifat ekonomis
·         Tidak se-obyektif dan seakurat tes kognitif
·         Tidak terstrukturnya rangsang memberi kesulitan dalam membuat penilaian
·         Akibat masalah penilaian, kebanyakan tehnik proyeksi tidak memenuhi standar konvensional dari validitas dan reliabilitas.

3. BAUM
Tes menggambar pohon (The Tree Test/Baum Test) bisa dilaksanakan secara individual maupun klasikal. Untuk keperluan pemeriksaan klinis, tes ini dilakukan “work limit” (tanpa batas waktu pengerjaan) dan jika testee menghendaki, ia diperkenankan menggunakan penghapus. Sebaliknya, untuk keperluan pemeriksaan non klinis, adakalanya tes ini dilakukan “time limit” (dibatasi waktu pengerjaannya) yaitu 10 menit dan testee tidak diperkenankan menggunakan penghapus.
4. HOUSE-TREE-PERSON TEST
Tes House Tree Person Drawings (H-T-P) atau tes Gambar Rumah Pohon Orang ini merupakan tes yang dikembangkan oleh John Buck. Ia merasa bahwa kreativitas merepresentasikan karakteristik kepribadian yang disalurkan melalui seni grafis. Buck percaya bahwa dengan gambar, subjek dapat mengeluarkan kesulitan alam bawah sadar-nya melalui sketsa dari gambaran proses primer.
·         Orang
Siapakah orang ini, berapakah umurnya, apa hal yang digemari orang ini, apa yang tidak disukai, adakah seseorang yang mencoba untuk menyakitinya, siapa yang mencari dia?
·         Rumah
Siapakah yang tinggal di sana, apakah mereka bahagia, ada apa di dalamnya, seperti apa jika pada malam hari, apakah orang-orang mengunjungi rumah tersebut, adakah yang ingin ditambahkan oleh orang tersebut pada rumahnya?
·         Pohon
Pohon jenis apakah ini, berapakah umurnya, hidup di musim apakah pohon ini, adakah seseorang yang ingin menebangnya, tumbuhan lain apa yang hidup disekitarnya, siapa yang mengairinya, apakah pohon tersebut mendapatkan cukup banyak cahaya?
5. GRAFOLOGI
Grafologi berasal dari kata graphos yang berarti coretan atau tulisan dan logos yang berarti ilmu. Jadi grafologi adalah ilmu yang mampu menginterpretasikan karakter seseorang melalui tulisannya. Grafologi ini sudah ada sejak zaman kuno.
Tujuan dari tes ini yaitu untuk mengetahui untuk mengungkapkan karakter dan kepribadian seseorang melalui tulisannya. Dengan grafologi kita dapat mengetahui motivasi diri, kestabilan emosi, keadaan mental, minat dan bakat, kecenderungan intelektual bahkan kekuatan dan kelemahan diri.
KONSEP: Ruang, gerak, bentuk

6. DRAGON TEST
Tes yang dikembangkan oleh J.D Lammerts Van Beuren-Smith, tes ini dieruntukkan untuk anak-anak.

OBJEK:
·         Matahari:ayah
·         Rumah:ibu
·         Pohon: anak
·         Naga:kemarahan, oposisi, energi libido,kekuatan, kehendak, dinamika anak
·         Kolam:emosi, perasaan, sensitivitas

TEST PROYEKTIF
Ø  Test Proyektif muncul karena adanya protes terhadap teori atau aliran lama yang kebanyakan bersifat structuralism, behaviorism, yang kebanyakan memandang individu bukan suatu whole tetapi sebagai suatu kumpulan dari berbagai aspek
Ø  Aspek psikologis manusia yang tidak disadari sulit diungkap dalam kondisi wajar (sukar diungkap melalui self report, inventory). Jadi dalam pendekatan proyektif diperlukan instrument khusus yang dapat mengungkap aspek-aspek ketidaksadaran manusia, teknik proyektif ini kemungkinan subjek mau merespon, walaupun teknik proyektif mempunyai arti interpretatif Teknik ini pendekatannya menyeluruh (global approach).

ROSRACH
Metode proyektif yang paling dikenal dan digunakan secara luas dalam melihat kepribadian seseorang adalah tes Rorschach. Dalam tes ini, klien diperlihatkan sepuluh kartu dengan bentuk ambigu hasil dari cipratan tinta yang hampir simetris. Lima kartu berwarna hitam, putih dan abu-abu yang berbayang, sedangkan lima kartu lainnya memiliki warna. Kebanyakan ahli setuju bahwa tes Rorschach ini merupakan teknik psikodiagnostik yang signifikan dan sensitif. Tes ini mengevaluasi emosi-emosi yang dialami klien dalam hidupnya, tingkat intelektual dan membantu menjelaskan komponen-komponen kepribadian seseorang.

PENYAJIAN TEST
Rorshach telah berhasil membuat satu seri kartu bercak tinta yang terdiri dari sepuluh kartu dan sudah distandarisasi, kartu2 tersebut dapat digunakan sebagai alat asesmen kepribadian seseorang. Bercak-bercak itu sekarang telah dicetak diatas kertas tebal berwarna putih sebagai dasarnya, kartu berukuran 24 ½ cm dan lebar 17 cm. 10 kartu tersebut dikelompokan menjadi dua yaitu:
·         kartu achromatic, kelompok kartu ini hanya mempunyai warna hitam, putih dan abu-abu, yaitu kartu I, IV,V,VI dan VII.
·         kartu chromatic, kelompok kartu kromatik mempunyai aneka warna lain, missal merah, biru, hijau dsb. Yaitu kartu II, III,VIII, IX,dan X.
TAT
Thematic Apperception Test atau yang disingkat menjadi (TAT) adalah sebuah alat bantu untuk mengukur aspek kepribadian individu. Dengan berbagai macam perhitungan, kita bisa mengetahui alat ukur yang digunakan untuk menghitung, bahkan mampu menarik sebuah kesimpulan, dalam menentukan kepribadian dan kognitif seseorang secara umum. Metode dengan menggunakan kartu bergambar seukuran 4 X 6 inchi. Diberikan masing – masing, pria dan wanita, 5 jenis kartu yang berbeda dan 1 kartu kosong. TAT didasarkan pada teori kebutuhan Murray yang melihat bahwa perilaku manusia didorong oleh motivasi internal dan eksternal, sedangkan lingkungan dipandang sebagai press (tekanan) yang mempengaruhi dorongan tersebut. Keduanya akan membentuk suatu interaksi antara kebutuhan dan lingkungan yang disebut sebagai tema. Kesatuan tema merupakan kesatuan interaksi itu yang terbentuk sejak jaman kanak-kanak tanpa disadari, dan ini merupakan kunci dari suatu perilaku unik (khas) seseorang.
MANFAAT:
1.     TAT berguna dalam mempelajari secara keseluruhan kepribadian seseorang, sehingga dapat menginterpretasi tingkah laku abnormal, penyakit psikosomatis, neurose.
2.    Manfaat khusus TAT. Sebagai pendahuluan interview therapi dan merupakan langkah pertama dalam psikoanalisa.

Daftar Pustaka:


Tidak ada komentar:

Posting Komentar