Jenis tes dapat bermacam-macam.
Penggolongan dan penggunaan tes harus dipahami dasar sifat dan tujuannya
sehingga tidak salah sasaran. Jenis tes yang sering digunakan terutama dalam
bidang pendidikan dan pekerjaan adalah:
·
Tes
Inteligensi
·
Tes
Bakat
·
Tes
Minat
·
Tes
Prestasi
Dalam kesempatan ini, saya akan membahas tentang jenis tes yang sering digunakan terutama dalam bidang pendidikan dan pekerjaan.
Tes
Kecerdasan / Inteligensi (Intelligence)
Merupakan tes yang disusun dan dikembangkan
untuk mengetahui kemampuan dasar individu secara umum. Tes kecerdasan
tradisional, meskipun terkadang ada yang memiliki beberapa subtest, namun
sebenarnya dirancang untuk mendapatkan angka global tunggal ukuran tingkat
perkembangan kognitif umum individu. Keluaran angka ini kemudian sering disebut
sebagai Intelligence Quotient (IQ).
Macam- Macam Test Intelligence
·
IST
·
CFIT
·
STM
·
SB
·
WAIS
·
WISC
1. IST
Fungsi dan Tujuan:
Ø
Menggambarkan
pola kerja tertentu
Ø
Memahami
diri dan pengembangan pribadi
Ø
Merencanakan
pendidikan dan karir
Ø
Membantu
pengambilan keputusan dalam hidup individu
Subtes-subtes
dalam IST
§ SE : Melengkapi kalimat
§ WA : Melengkapi kalimat
§ AN : Persamaan kata
§ GE : Sifat yang dimiliki bersama
§ RA : Berhitung
§ ZR : Deret angka
§ FA : Memilih bentuk
§ WU : Latihan balok
§
ME : Latihan symbol
2. Tes
Intelegensi CFIT
CFIT mengukur Intelegensi individu dalam
suatu cara yang direncanakan untuk mengurangi pengaruh percakapan verbal, iklim
budaya, tingkat pendidikan (Cattel dalam Kumara, 1989).
Tujuan
CFIT
Tes ini dipergunakan untuk keperluan yang
berkaitan dengan faktor kemampuan mental umum/kecerdasan.
1. Skala 1: Usia 4-8 tahun dan orang dengan RM
2. Skala 2: Usia 8-15 tahun untuk orang Dewasa
dengan kecerdasan dibawah normal
3. Skala 3: Usia >15 tahun untuk usia sekolah
lanjut atas dan orang dewasa dengan kecerdasan tinggi.
3. STM (Standard
Progressive Matrices)
Merupakan salah satu contoh bentuk skala
intelegensi yang dapat diberikan secara individual maupun kelompok.
4. SB (Skala Binet)
Klasifikasi IQ Tes Binet:
•
140 keatas à Very Superior
•
120-139 à Superior
•
110-119 à Rata-rata Atas
•
90-109 à Normal atau Rata-rata
•
80-89 à Rata-rata Bawah
•
70-79 à Borderline Deffective
•
69-kebawah à Cacat Mental (Mentally Detective)
5. WAIS
WAIS (Wechsler Adult Intelligence Scale-Revised)
mengukur 2 aspek kemampuan potensial subyek yaitu aspek verbal dan aspek
performance.
6. WISC
WISC (The Wechsler Intelligence Scale for
Children) terdiri dari 2 skala dari 12 subtes yaitu:
1. Skala Verbal, terdiri dari:
2. Informasi
3. Komprehensi
4. Aritmatik
5. Kesamaan
6. Kosakata
7. Rentang Angka
TES
KEMAMPUAN KERJA
1. TES KRAEPELIN
Tes Kreapelin
merupakan hasil dari ciptaan Emilie Kraepelin dia adalah seorang Psikiater dari
Jerman, adapun proses pembuatannya dari tahum 1856-1926. Alat ini dapat tercipta
atas dasar pemikiran dari faktor – faktor yang merupakan kekhasan dari sensori
sederhana, sensori motor, perseptual dan tingkah laku.
TUJUAN:
• Tujuan
dari tes Kraepelin sebenarnya adalah digunakan untuk menentukan seperti apa
tipe performance seseorang, misalnya hasil penjualan yang rendah, dapat
menggindikasi daya gejala depresi mental.
• Selain
itu tes Kraepelin juga dapat digunakan untuk mengukur seberapa maximum
performance dari seseorang.
• Faktor
kecepatan (speed factor) dimana dalam faktor kecepatan ini ditunjukan pada
beberapa prestasi yang dicapai seseorang atau teste saat mengerjakan tes.
Apabila hasil yang diperoleh oleh teste tinggi maka arah karir yang cocok
adalah bekerja di bidang perkantoran. Seperti pekerjan yang berhubungan dengan
pembuatan jadwal, grafik, dan chart.
• Faktor
ketelitian (accuracy factor) Faktor ini ditunjukkan pada berapa
kesalahan (salah maupun terloncat) yang diperbuat dalam pengerjaan tes. Jika
teste mendapatkan jumlah kesalahan sedikit maka teste tersebut dapat dikategorikan
mempunyai tingkat ketelitian yang tinggi,adapun arah karir yang cocok untuk
katagori ini yaitu bekerja pada bidang manajemen, akutansi, perpajakan,
statistika, dan matematika
• Faktor
keajegan (rithme factor) faktor keajegan ditunjukkan pada irama kerja
seseorang dalam mengerjakan tes. Untuk mengetahui keajegan atau sering disebut
dengan kestabilan seseorang maka dengan cara menskor deret tertinggi dikerjakan
dikurangi deret terendah yang dikerjakan. Jika hasil yang di peroleh teste
tinggi, maka dapa ditentukan arah karir yang cocok yaitu sebagai direktur atau
pimpinan perusahaan.
• Faktor
ketahanan (ausdeur factor) dimana dalam faktor ini dapat ditunjukkan oleh garis
ausdaner dalam mengerjakan tes. Menganalisis dari bentuk grafik yang dikerjakan
oleh teste tersebut.
TES
PAULI
Tes Pauli
dikembangkan pada tahun 1983, oleh Dr.Richard Pauli bersama dengan Dr. Wilhem
Arnold dan Prof. Dr. Van Hiss. Pada dasarnya, Richard Pauli tergolong dalam
suatu aliran yang ingin membuat psikologi menjadi bidang ilmu pasti, yaitu
membuat psikologi sebagai suatu bidang eksperimen. Di dalam penyusunan atau
pembuatan test pauli ini, Richard Pauli mengambil cara yang dipergunakan oleh
Kraeplin, yaitu menggunakan suatu metode dengan cara mengerjakan penghitungan
sederhana di mana yang hendak dilihat adalah kurva kerja dari testee. Kraeplin
adalah seorang psikiater atau dokter jiwa yang menggunakan metode dengan
menyuruh testee menghitung.
§
Adapun
ciri dari test Pauli antara lain adalah: penjumlahan yang mengalir, angka yang
ditulis hanya satuan, hasil penjumlahan tidak dijumlahkan dengan angka
berikutnya.
§
Tujuan
pengukuran tes Pauli adalah mengetahui batas perbedaan kondisi individu,
melihat prestasi dengan tepat, dan mengetahui pengaruh sikap kerja terhadap
prestasi.
TUJUAN
Aspek kepribadian yang diukur dalam tes
Pauli antara lain:
- · Kekuatan kemauan
- · Daya tahan dan keuletan
- · Ketekunan dan konsentrasi
- · Daya penyesuaian
- · Vitalitas/energi (dengan asumsi, energi = prestasi)
- · Kecermatan dan ketelitian
- · Stabilitas emosi
- · Sikap terhadap tugas, sikap dalam menghadapi tantangan, dan cara mengendalikan diri.
TES
EVALUASI BELAJAR
Fungsi Evaluasi:
1. Evaluasi sebagai alat untuk mengetahui
ketercapaian tujuan pengajaran
2. Evaluasi sebagai dasar untuk menentukan
nilai atau tingkat keberhasilan belajar siswa
3. Evaluasi sebagai alat untuk memotivasi
belajar siswa
4. Evaluasi sebagai alat untuk mendiagnosis
kesulitan belajar siswa
5. Evaluasi sebagai balikan bagi guru dan
sekolah untuk mengembangkan dan memperbaiki program dan proses pembelajaran
Jenis Evaluasi:
1. Evaluasi penempatan: untuk menempatkan
siswa dalam situasi belajar-mengajar yang tepat
2. Evaluasi psikodiagnostik: untuk mengenal
latar belakang siswa yang mengalami kesulitan belajar
3. Evaluasi formatif: untuk memberikan
balikan
4. Evaluasi sumatif: untuk memberikan nilai
kemajuan dan keberhasilan siswa.
TEKNIK EVALUASI
1. Teknik tes:
Individu yang dievaluasi (testee) akan
mengalami perlakuan yang sama, dalam hal perintah, bentuk tugas, dan waktu yang
diperlukan untuk mengerjakan evaluasi tugas. Sehingga, individu yang dites
tersebut akan memiliki skor tertentu yang dapat dijadikan sebagai gambaran atas
apa yang telah dievaluasi.
2. Teknik non tes:
Teknik non tes ini bisa digunakan untuk
menilai psikomotorik dan afektif dari peserta didik, bukan aspek kognitifnya.
Berbagai macam teknik non-tes. Pengamatan atau observasi, skala penilaian dan
sikap, interview, studi kasus, angket atau kuesioner portofolio, dokumentasi,
riwayat hidup.
Bentuk instrumen teknik tes dibagi menjadi
3 jenis, yaitu tulisan, lisan, dan tindakan.
Bentuk instrumen non-test: wawancara, kuesioner, observasi, Skala
sikap dan penilaian, sosiometri
Tidak ada komentar:
Posting Komentar